CIREBON- Setiap pekan, Lismah Rahmawati, rutin menyampaikan story telling di Perpustakaan 400, Jalan Brigjend Dharsono, Kota Cirebon.

Sejumlah anak-anak saat menyimak story telling di Perpustakaan 400, Jalan Brigjend Dharsono, Kota Cirebon, Selasa (24/7/2018).

Warga Kompleks Bima, Kota Cirebon, itu biasa bercerita kepada puluhan anak-anak di perpustakaan yang dibangun pada 1980-an itu.

“Baru mulai awal Mei 2018, alhamdulillah responsnya positif,” ujar Lismah Rahmawati saat ditemui setelah story telling, Selasa (24/7/2018).

Ia mengatakan, keahliannya dalam story telling didapat secara otodidak.

Keahlian itu ia mulai pelajari selama mengenyam pendidikan di Jurusan Hubungan Internasional di salah satu universitas di Yogyakarta.

Saat itu, ia sering aktif dalam berbagai kegiatan sosial, khusunya di bidang pendidikan.

Bahkan, ia bersama teman-teman kuliahnya sempat merintis berdirinya madrasah ataupun lembaga pendidikan anak lainnya.

“Ada teman yang punya passion mengajar atau story telling, saya ikut belajar ke dia,” kata Lismah Ramhawati.

Kemampuan mengajar dan story telling itupun semakin terasah karena langsung dipraktikkan.

Hingga kini, Lismah mengaku sangat mencintai dunia pendidikan anak.

Saat hijrah ke Inggris beberapa tahun lalu, ia juga sempat mengajar PAUD.Kini, ia memimpin PAUD Alam Nur Cendekia di Kelurahan Watubelah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Sejumlah guru dan muridnya seringkali diajak dalam kegiatan story telling di Perpustakaan 400.

Lismah mengatakan, story telling di Perpustakaan 400 sengaja dimulai setelah kegiatan PAUD selesai.

Lismah biasa memulai story telling di Perpustakaan 400 pada pukul 11.00 WIB.

Ia mengakui sebagian anak-anak yang secara rutin mengikuti kegiatan itupun telah masuk PAUD.

“Jadi enggak ada yang terganggu, keduanya bisa jalan,” ujar Lismah Rahmawati.

Ia mengatakan, setiap story telling yang disampaikan memiliki pesan masing-masing.

Pasalnya, hal itu dinilai penting dan menjadi bagian pembentukan karakter untuk anak-anak.

Biasanya Lismah menutup kegiatan story telling dengan kerajinan tangan.

Misalnya pada kali ini anak-anak diajak menempelkan kertas.

Puluhan anak-anak yang didampingi orang tuanya itu tampak antusias menempelkan kertas warna-warni ke kertas lainnya. (*)

Sumber : tribunnews.com

Silahkan Memberikan pesan / komentar